Selasa, 29 November 2016

AKTIVITAS PENGENDALIAN

Klasifikasi Berdasarkan Setting atau Pengaturan:

      1        Pengendalian Umum (General Control), berkaitan dengan seluruh kegiatan yang meliputi sistem informasi akuntansi dan sumberdaya (aset). Meliputi seluruh pengendalian yang dicakup oleh lingkungan pengendalian internal, begitu juga komponen pengendalian internal lainnya. Pengendalian umum untuk pemrosesan transaksi meliputi:
a)      Pengendalian Organisasi
Menetapkan hubungan kerja antara karyawan dan unit dan membuat struktur organisasi yang  menghasilkan organisasi yang independen. Sistem informasi memiliki tanggung jawab untuk merekam dan memproses data sehingga mesti independen dari semua departemen yang menggunakan data dan informasi tersebut.
b)      Pengendalian Dokumentasi
Terdiri dari manual prosedur dan cara lainnya untuk dapat mengoperasikan SIA/SIM. Termasuk pernyataan kebijakan, bagan organisasi, dan deskripsi tugas.  Pengendalian dilakukan dengan menempatkan pustakawan untuk memelihara seluruh dokumen perusahaan dan orang yang tidak diijinkan tidak boleh mengakses dokumen.
c)      Pengendalian Akuntabilitas Aktiva
-        Penggunaan buku pembantu dalam catatan akuntansi
-        Rekonsiliasi (seperti rekonsiliasi kas dan persediaan)
-        Prosedur yang disepakati sebagai bentuk wujud pertanggungjawaban atas aktiva yang ditangani oleh seseorang atau suatu bagian.
-        Penggunaan log dan register
-        Review oleh pihak independen
d)      Pengendalian Praktik Manajemen
Meliputi kebijakan dan praktik sumber daya manusia, komitmen terhadap kompetensi, praktik perencanaan, praktik audit, dan pengendalian pengembangan sistem aplikasi (prosedur perubahan sistem dan prosedur pengembangan sistem baru).
e)      Pengendalian Operasi Pusat Informasi
Terutama terhadap sistem berbasis komputer dan dapat dibagi atas:
-        Prosedur pengoperasian komputer. Pengoperasian komputer harus diawasi/ supervisi, direncanakan dengan seksama,
-        Prosedur pengecekan perangkat keras dan perangkat lunak Prosedur pengecekan perangkat keras dan perangkat lunak
a)      Pengendalian Otorisasi
b)      Pengendalian Akses

          2        Pengendalian Aplikasi (Aplication Control), pengendalian yang berkaitan langsung dengan sistem pemrosesan transaksi. Sasaran dari pengendalian aplikasi adalah membantu meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah diotorisasi semestinya dan telah dicatat, diproses, diklasifikasi dan dilaporkan secara akurat. Pengendalian aplikasi biasanya dibagi atas:
a)      Pengendalian Otorisasi
Otorisasi membatasi orang yang dapat mengakses data atau mengakses aplikasi tertentu.Otorisasi ini dapat diterapkan melalui penggunaan nama login dan pasword.
-        Otorisasi Umum menetapkan kondisi standar untuk menyetujui dan melaksanakan transaksi (manajemen menetapkan kriteria persetujuan kredit atas penjualan)
-        Otorisasi Khusus berkaitan dengan peristiwa-peristiwa tertentu, yang kondisi dan pihak-pihaknya ditentukan. (ketentuan tentang penandatanganan cek; dilakukan oleh kasir dan manajer keuangan)
b)      Pengendalian Input
Dilakukan untuk mencegah kesalahan- kesalahan memasukkan data ke dalam dokumen sumber, batching, pengonversian dan pentransmisian sehingga pemrosesan data dapat dilakukan secara andal. Pengendalian ini mampu mendeteksi kesalahan-kesalahan seperti catatan waktu karyawan, memasukkan nomor pelanggan dalam faktur, dll. Pengendalian input dapat dikelompokkan atas tahap-tahap:
-        Pencatatan transaksi
-        Penumpukan data transaksi
-        Pengkonversian data transaksi
-        Pengeditan data transaksi dan transmisi data transaksi.
c)      Pengendalian Pemrosesan
Harus meyakinkan bahwa data telah diproses secara akurat dan secara lengkap, tidak ada transaksi yang belum diotorisasi dimasukkan,program dan file dimasukkan dalam transaksi, dan seluruh transaksi dengan mudah bisa ditelusuri. Pengendalian ini dikelompokkan atas cek silang manual, pengecekan logika pemrosesan, pengendalian run-to-run, pengecekan perubahan file dan program, kaitan jejak audit.
d)     Pengendalian Output
Output yang disediakan oleh sistem informasi harus lengkap dan dapat diandalkan dan harus didistribusikan ke pemakai-pemakai yang memerlukan. Pengendalian yang biasa dilakukan adalah: Review atas hasil pemrosesan dan distribusi log atau register.


Selasa, 22 November 2016

FRAUD

TEORI-TEORI FRAUD
1. Fraud Triangle Theory
3 hal yang mendorong terjadinya sebuah upaya fraud, yaitu pressure (dorongan), opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi). 





a) Pressure (dorongan)

Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial.

b) Opportunity (Peluang)

Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.

c) Rationalization (Rasionalisasi)


Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya:
1.    Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya.
2.    Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.)
3.    Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.


2. Fraud Scale Theory




Teori fraud scale merupakan perkembangan teori dari teori sebelumnya yaitu teori fraud triangle. Dalam teori ini dapat mengetahui kemungkinan terjadinya tindakan fraud atau kecurangan dengan cara mengamati tekanan, kesempatan dan integritas pelaku yang akan melakukan fraud. Apabila seseorang memiliki tekanan yang tinggi, kesempatan besar dan integritas pribadi yang rendah, maka dapat memungkinkan terjadinya fraud yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Tekanan disini terjadi karena masalah keungan dan atau bisa karena masalah di lingkungannya. Adanya kesempatan untuk melakukan tindak kecurangan disebabkan karena lemahnya pengendalian maupun pengawasan organisasi. Sedangkan, integritas pribadi yang rendah disebabkan oleh kebiasaan individu yang buruk. Fraud Scale mempunyai tujuan untuk mengukur terjadnya pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab. Kecurangan atau fraud ini biasanya mengarah pada penipuan laporan keuangan.

3. GONE Theory

Menurut teori Gone kecurangan dapat terjadi dikarenakan adanya keserakahan didalam kekuasaan, adanya peluang untuk melakukan kecurangan, serta karena dihimpit oleh tuntutan hidup, baik berupa tuntutan primer seperti keluarga individu, maupun karena gengsi.
Dalam teori ini terdapat empat faktor yang mendorong terjadinya fraud, yaitu :

1.      Greed (keserakahan), berkaitan dengan keserakahan potensial.
2.      Opportunity (Kesempatan), berkaitan dengan keadaan dalam organisasi yang terbuka sehingga dapat membuka kesempatan untuk melakukan kecurangan.
3.      Need (Kebutuhan), adalah suatu tuntutan kebutuhan individu yang harus terpenuhi.
4.      Exposure (Pengungkapan), adalah berkaitan dengan kemungkinan diungkapkannya serta sanksi hukum yang menjerat.


4. Fraud Diamond Theory



Teori diamond ini merupakan pengembangan dari triangle fraud. Teori Fraud Diamond adalah teori yang menunjukkan hubungan antara empat elemen yaitu incentive(dorongan), oppurtunity (kesempatan), rasionalization (pembenaran), dan capability(kapabilitas). 

a.      Incentive

Incentive merupakan suatu dorongan yang timbul karena adanya tuntutan atau tekanan yang dihadapi oleh seseorang. Incentive dapat memicu terjadinya kecurangan seperti keserakahan yang mengakibatkan tekanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

b.      Opportunity

Opportunity adalah suatu kesempatan yang timbul karena terdapat kelemahan pengendalian internal organisasi atau perusahaan dalam pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Oppurtunity dapat terjadi karena adanya kekuasaan terhadap organisasi dan juga karena seorang fraudster atau orang-orang yang melakukan kecurangan mengetahui kelemahan dari system-sistem yang ada.

c.      Rationalization

Rationalization adalah kondisi dimana fraudster atau pelaku kecurangan mencari suatu pembenaran terhadap tindakan yang dilakukannya untuk memperoleh kekayaan dengan cara yang cepat. 

d.      Capability  


Capability  merupakan suatu kemampuan dan keterampilan tentang pemahaman yang mendetail sehingga seorang fraudster atau pelaku kecurangan dapat mengetahui kelemahan dan dapat memanfaatkannya untuk melakukan fraud atau kecurangan. Capability dapat mengakibatkan ancaman karena pelaku didalam organisasi merupakan orang yang memiliki kekuasaan atau didalam posisi lini manjamen, serta memiliki kecerdasan serta pemahaman tentang sistem didalam organisasi tersebut. Pelaku tersebut disebut sebagai suatu tindakan kejahatan kerah putih atau white collar crime karena kecurangan jenis ini mempunyai ancaman yang sangat besar dan sangat signifikan terhadap organisasi yang bersangkutan.

5. Fraud Pentagon Theory




Teori ini merupakan perluasan dari teori Triangle dan dua faktor yang lainnya. Fraud timbul karena ada lima faktor, yaitu Pressure (tekanan), Opportunity (kesempatan), Rationalization (rasionalisasi), Competence (kompetensi), dan Arrogance (arogansi). Untuk faktor pressure, oppurtunity dan rasionalization sama dengan teori triangle yaitu masing masing karena seseorang mempunyai tekanan sehingga terdapat dorongan untuk melakukan fraud, seseorang mempunyai kesempatan untuk melakukan fraud karena lemahnya pengawasan, dan seseorang mencari pembenaran atas tindakan fraud tersebut.  Selanjutnya dua faktor yang lain yaitu Competence (kompetensi), dan Arrogance (arogansi). Competence (kompetensi) serupa dengan kemampuan atau kapabilitas (capability) yang dijelaskan dalam teori diamond. Competence (kompetensi) merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan pengawasan internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengontrol situsi sosial untuk keuntungan pribadinya. Sedangkan untuk faktor arrogance (arogansi) yaitu sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa pengawasan internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya.Kelima faktor tersebut lebih dikenal dengan Crowe’s fraud pentagon theory.




THE FRAUD THREE
 




Tiga cabang utama dari fraud tree ini adalah :

1)         Corruption (Korupsi)
Korupsi disini merupakan penyalahgunaan wewenang.Maka dari itu pelaku korupsi 
ini biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun organisasi.Contohnya bisa kita lihat sendiri pada banyak kasus yang terjadi di Indonesia.Biasanya koruptor tersebut merupakan pejabat negara atau instansi yang memiliki kewenangan tertentu. Terjadinya korupsi bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain:   

a. Konflik Kepentingan. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai bentuk, di antaranya bisnis pelat merah atau bisnis pejabat dan keluarga beserta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun.
b.  Penyuapan. Praktek-praktek penyuapan sesungguhnya banyak terjadi dalam dunia bisnis di sekitar kita.Penyuapan biasanya dilakukan agar dapat menghindari prosedur atau birokrasi yang terkesan berbelit-belit.Penyuapan ada berbagai macam bentuknya.Kickback meruapkan salah satu bentuk penyuapan dimana penjual menyerahkan sebagian dari hasil penjualannya.Prosentase yang diserahkan itu bisa diatur dimuka atau diserahkan sepenuhnya kepada penjual. Dalam hal terakhir, apabila penerima kickback mengganggap kickback yang diterimanya terlalu kecil maka dia akan mengalihkan bisnisnya ke rekanann yang mampu memberi kickback yang lebih tinggi.
c.  Illegal Gratuities adalah pemberian arau hadiah yang merupakan dalam bentuk terselubung atau sering disebut juga sebagai gratifikasi.

2)         Asset Misappropriation (Penyelewengan Aset)
Merupakan pengambilan asset secara illegal atau sering juga disebur sebagai penggelapan. Asset missappropriation biasanya dilakukan dengan 3 cara antara lain:

a. Skimming : dalam skimming uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal oleh auditor, yaitu lapping.
b. Larceny. Berbeda dengan skimming, maka larceny yaitu menjarah uang ketika sudah masuk dalam perusahaan. Dalam fraud tree larceny ada 5 yaitu billing schemes, Payroll Schemes, Expense Reimbursement Schemes, Check Tampering dan Register Disbursement
c. Billing Schemes: adalah skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya.Pelaku dapat mendirikan perusahaan bayangan yang seolah-olah merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan. Perusahaan bayangan ini merupakan sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan.
d. Payroll Schemes : adalah sekema melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawan fiktif. Atau dalam pemalsuan jumlah gaji.Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan.
e. Expense Reimbursement Schemes. Sekam melalui pembayaran kembali-biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan.Contoh seorang salesman mengambil uang muka perjalanan dan sekembalinya dari perjalanan dia membuat perhitungan biaya perjalanan. Kalau biaya perjalanan melampaui melampaui uang mukanaya, ia akan meminta penggantian. Ada beberapa cara skema melalui reimbursement ini. rincian biaya menyamarkan jenis pengeluaran yang sebenarnya atau biayanya dilaporkan lebih besar dari pengeluaran sebenarnya.
f. Check Tampering : pemalsuan cek
g. Register Disbursement adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register. Skema ini melalui register disbursement pada dasarnya ada dua yaitu pengembalian uang yang dibuat-buat dan pembatalan palsu.

3)         Fraudulent Statement (Manipulasi Laporan)
Memanipulasi peloporan paling banyak pada laporan keuangan, jenisnya ada overstatement (penyajian lebih tinggi dari fisik) atau understatement (penyajian lebih rendah) terhadap aset atau penghasilan. Untuk laporan non finansial misalkan sebuah perusahaan emas menyantumkan nilai cadangannya jauh lebih tinggi dari kenyataan untuk menaikkan harga saham



KOMPONEN-KOMPONEN COSO

COSO menyatakan mengenai unsur unsur pengendalian internal sebagai berikut :

1.      Control Environment
2.      Risk Assessment
3.      Control Activities
4.      Information And Communication
5.      Monitoring Activities

Adapun hubungan diantara kelima tujuan dan komponen komponen pengendalian internal tersebut digambarkan oleh COSO dalam bentuk kubus sebagai berikut : 


















Berdasarkan gambar tersebut menjelaskan bahwa ada suatu hubungan langsung antara tujuan tujuan sebagai apa yang hendak dicapai entitas dengan komponen komponen pengendalian internal yang mewakili apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tujuan itu, serta struktur organisasi entitas pada setiap tingkatan (divisi, unit, operasi, fungsi, dan lainnya). Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan, dan ketaatan) diwakili oleh kolom, kemudian kelima komponen pengendalian internal diwakili oleh baris, sedangkan struktur organisasi entitas direpresentasikan oleh ketiga dimensinya.


Berikut ini merupakan kelima komponen pengendalian internal tersebut :

1.      Lingkungan Pengendalian (Control Invironment)

Berdasarkan rumusan COSO, bahwa lingkungan pengendalian didefinisikan sebagai seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi.
Selanjutnya, COSO menyatakan, bahwa terdapat lima prinsip yang harus ditegakkan atau dijalankan dalam organisasi untuk mendukung lingkungan pengendalian agar dapat terwujud dengan baik, yaitu:
Ø  Organisasi yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika.
Ø  Dewan direksi menunjukkan indenpendensi dari manajemen dan dalam mengawasi pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
Ø  Manajemen dengan pengawasan dewan direksi menetapkan struktur, jalur pelaporan, wewenang-wewenang dan tanggung jawab dalam mengejar tujuan.
Ø  Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompetensi sejalan dengan tujuan.
Ø  Organisasi meyakinkan individu bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan.

2.      Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Menurut COSO, penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko itu sendiri dipahami sebagai suatu kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan entitas, dan risiko terhadap pencapaian seluruh tujuan dari entitas ini dianggap relatif terhadap toleransi risiko yang ditetapkan. 

Prinsip-prinsip yang mendukung penilaian risiko menurut COSO sebagai berikut :

Ø  Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
Ø  Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
Ø  Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.
Ø  Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal.

3.      Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Menurut COSO, aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Aktivitas pengendalian meliputi kegiatan yang berbeda,seperti: otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, analisis, prestasi kerja, menjaga keamanan harta perusahaan dan pemisahan fungsi.

COSO menegaskan mengenai prinsip prinsip dalam organisasi yang mendukung aktivitas pengendalian yaitu sebagai berikut :

Ø  Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi terhadap mitigasi risiko pencapaian sasaran pada tahap yang dapat diterima.
Ø  Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.
Ø  Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur yang menempatkan kebijakan kebijakan ke dalam tindakan.

4.      Informasi Dan Komunikasi (Information And Communication)

COSO menjelaskan bahwa informasi sangat penting bagi setiap entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal guna mendukung pencapaian tujuan-tujuannya. Informasi yang diperlukan manajemen adalah informasi yang relevan dan berkualitas baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal dan informasi yang digunakan untuk mendukung fungsi komponen-komponen lain pengendalian internal.

Ada 3 prinsip yang mendukung komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian internal menurut COSO, yaitu :

Ø  Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
Ø  Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal dalam rangka mendukung fungsi pengendalian internal.
Ø  Organisasi berkomunikasi dengan pihak internal mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal.

5.      Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities)


Aktivitas pemantauan menurut COSO merupakan kegiatan evaluasi dengan beberapa bentuk apakah yang sifatnya berkelanjutan, terpisah maupun kombinasi keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari kelima komponen pengendalian internal mempengaruhi fungsi fungsi dalam setiap komponen, ada dan berfunsi. Kegiatan pemantauan meliputi proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu, dan memastikan apakah semuanya dijalankan seperti yang diinginkan serta apakah telah disesuaikan dengan perubahan keadaan. Pemantauan dilakukan untuk memberikan keyakinan apakah pengendalian internal telah dilakukan secara memadai atau tidak

Selasa, 15 November 2016

SISTEM ONLINE

Internet Banking Bank Mandiri

Istilah internet banking ini adalah sebuah sistem transaksi, pembayaran, ataupun transaksi lainnya melalui internet dengan website milik bank, dalam hal ini berarti bank Mandiri yang dilengkapi sistem keamanan.
Bank dalam penyediaan layanan internet banking memberikan informasi mengenai produk dan jasanya via portal di internet, memberikan akses kepada para nasabah untuk bertransaksi.
Di dalam internet banking untuk penggunaan jasa transfer, pembelian, ataupun pembayaran biasanya membutuhkan token.
Token digunakan untuk mengsinkronkan data yang ada pada internet banking dengan anda sebagai pengguna yang sah
Ilustrasi sederhana penggunaan internet banking bank Mandiri:
  • Klik www.bankmandiri.co.id
  • Pilih mandiri internet lalu login
  • Pilih fitur misal transfer, lalu pilih bank yang akan di transfer (antar bank atau sama)
  • Ketik no rek dan jumlah yang akan di transfer
  • Muncul no rek dan  jumlah yang sudah diketik sebelumnya dan muncul angka yang harus di masukan dalam token
  •  Masukan angka tersebut dalam token
  • Di token akan muncul angka lagi yang harus dimasukan ke laman internet bangking tadi (angkanya berbeda dengan yang tadi)
  •  Setelah angka dari token dimasukkan lalu transaksi selesai

Tipe Sistem
Business to Consumer (B2C) : suatu proses yang terjadi apabila suatu perusahaan menjual produk ataupun jasa pada pelanggan melalui jaringan internet atau secara online.
Bank Mandiri sebagai penyedia layanan jasa berarti dia adalah sebuah lembaga bisnis yang jasanya ditawarkan kepada nasabah (consumer) dengan begitu tipe system ini digunakan dalam internet banking bank Mandiri.
Mobile Commerce (m-commerce) : system perdagangan elektronik dengan menggunakan mobile seperti: smartphone, notebook dll.
Internet Banking bank Mandiri menggunakan internet dalam penggunaannya dengan berbagai macam media salah satunya adalah mobile maka dari itu tipe sistem yang digunakan juga bias menggunakan m-commerce.

Model Sistem
Service Provider : seperti yang sudah di jelaskan di atas bahwa internet banking menyediakan jasa maka dari itu model sistem nya adalah service provider

Revenue Models

Transaction Fee : pelaku bisnis akan mendapat fee dari setiap transaksi yang di lakukan, jadi setiap ada transaksi dalam internet banking maka bank mandiri mendapat penghasilannya dari situ. 

Selasa, 08 November 2016

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

CHAPTER 4 :

SIKLUS PENDAPATAN
Adalah pertukaran langsung dari produk akhir dan jasa menjadi kas dalam satu kali transaksi antara penjual dan pembeli. Perusahaan ekonomi baik yang berorientasi pada laba maupun nirlaba menghasilkan pendapatan dari proses bisnisnya yang merupakan siklus pendapatan bagi mereka. Bab ini terbagi menjadi dua bagian utama yaitu: 1). Sistem Siklus Pendapatan Konseptual, dimana di dalamnya menyediakan gambaran kegiatan utama dan tugas logis, sumber dan penggunaan informasi serta pergerakan informasi akuntansi termasuk ada ulasan isu pengendalian internal. 2). Sistem Fisik, dimana sistem manual yang pertama kali digunakan untuk memperkuat konsep utama yang sebelumnya disajikan. Selanjutnya menjelaskan sistem berbasis computer skala besar yang berfokus pada teknologi alternatif untuk mencapai tingkat perubahan organisasi dari sederhana untuk rekayasa ulang alur kerja termasuk ada ulasan system berbasis computer dan masalah pengendalian yang berkaitan dengan pengguna akhir komputasi.
I. SISTEM KONSEPTUAL
A. Prosedur Pesanan Penjualan
   -        Menerima Pesanan Penjualan : dimulai dengan diterimanya pesanan pelanggan yang menunjukkan    jenis dan kuantitas barang yang diinginkan
   -        Memeriksa Kredit : menganalisis kemampuan pelanggan untuk membayar pesanan baik pelanggan    baru maupun pelanggan lama
   -        Memilih Barang : barang di keluarkan dari gudang sesuai jenis dan kuantitas barangnya
   -        Barang di Kapal : slip pengepakan dan pemberitahuan pegiriman diterima oleh departemen                  pengiriman yang selanjutnya dikirim bersama barangnya kepada pelanggan
   -        Penagihan Pelanggan : setelah pengiriman maka tahap selanjutnya adalah penagihan pelanggan
   -        Memperbarui Catatan Persediaan : setiap ada pembelian maka persediaan barang akan berkurang        maka jumlahnya harus terus diperbaharui
   -        Memperbarui Piutang Dagang : catatan piutang pelanggan dalam  buku besar pembantu diperbarui      dari informasi pesanan penjualan yang tersedia
   -        Posting ke Buku Besar : dapat mencocokkan angka sehingga fungsinya mendeteksi berbagai              kesalahan
B. Prosedur Retur Penjualan
Beberapa alasan yang mungkin atas retur penjualan : barang rusak, salah pengiriman barang, barang rusak dalam pengiriman, pembeli menolak barang karena terlambat datang. Ketika retur diperlukan, pembeli meminta kredit untuk produk yang tidak diinginkan. Hal ini mempengaruhi transaksi sebelumnya dalam prosedur pesanan penjualan.
   -        Mempersiapkan Pengembalian Slip : barang bersama salinan slip kembali ke gudang dan mengisi kembali persediaan (restocked) kemudian karyawan mengirimkan salinan kedua ke bagian penjualan untuk mempersiapkan memo kredit
   -        Mempersiapkan Memo Kredit : dokumen ini adalah otorisasi bagi pelanggan untuk menerima kredit untuk barang yang dikembalikkan. Memo kredit dikirim ke bagian penagihan dimana transaksi penjualannya dibalik
   -        Menyetujui Memo Kredit : manajer kredit mengecek keadaan pengembalian dan membuat penilaian untuk memberikan (menolak) kredit kemudian mengembalikan memo kredit tersebut ke bagian penjualan 
   -        Mmperbarui Jurnal Penjualan : setelah disetujui transaksi dicatat dalam jurnal penjualan sebagai entri kontra kemudian diteruskan ke bagian pengendalian persediaan. Akhir periode total retur penjualan dirangkum dan di kirim ke bagian buku besar
   -        Memperbarui Persediaan dan Pencatatan Piutang Dagang : fungsinya adalah untuk menyesuaikan catatan persediaan dan meneruskan memo kredit untuk piutang, di mana rekening nasabah juga disesuaikan
-        Memperbarui Buku besar : fungsi buku besar mencocokkan angka dan posting ke rekening kontrol
C. Prosedur Penerimaan Kas
Terdiri dari beberapa proses :
  Ø  Membuka email dan mempersiapkan pengiriman uang
  Ø  Mencatat dan mendepositokan cek
  Ø  Pembaruan piutang
  Ø  Pembaruan Buku Besar
  Ø  Merekonsiliasi penerimaan kas dan deposito
D. Pengendalian Siklus Pendapatan
Aktivitas pengendalian siklus pendapatan terdiri dari :
1)      Otorisasi Transaksi, tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang valid yang akan diproses. 
      a)      Pemeriksaan kredit, pemeriksaan kredit calon pelanggan merupakan fungsi dari departemen kredit. Departemen ini memastikan kelayakan data permohonan perusahaan untuk mengajukan kredit.
      b)      Kebijakan retur barang, autorisasi proses pengembalian penjualan juga merupakan fungsi departemen kredit. Kebanyakan organisasi memiliki peraturan spesifik untuk pemberian pengembalian yang dan kredit kepada pelanggan berdasarkan kepentingan transaksi.
      c)      Pradaftar kas, pradaftar kas menyiapkan sara untuk memverifikasi bahwa cek pelanggan dengan nota pembayaran jumlahnya sama.
2)      Pemisahan Tugas, memastikan bahwa tidak ada satu individu atau departemen yang memproses transaksi secara keseluruhan.
      a)      Bagian yang mengotorisasi transaksi harus terpisah dengan bagian yang memproses transaksi.   
      b)      Pengendalian aset harus terpisah dari tugas pembukuan aset.
      c)      Organisasi harus terstruktur sehingga perbuatan penipuan memerlukan kolusi antara 2 atau lebih individu.
3)      Supervisi, perusahaan mengandalkan supervisi untuk melakukan kontrol terhadap karyawan yang berpotensi melakukan tindakan kecurangan.
4)      Catatan Akuntansi
      a)      Dokumen sumber bernomor
      b)      Jurnal khusus
      c)      Buku besar pembantu
      d)     Buku besar umum
      e)      File
5)      Pengendalian Akses, bertujuan untuk mencegah dan mendeteksi akses ilegal terhadap aset perusahaan.
6)      Verifikasi Indpenden, tujuannya adalah untuk memverifikasi keakuratan dan kelengkapan tugas yang dilakukan oleh departemen lain.

II. SISTEM FISIK
-       Dalam sistem berbasis kompuler, aliran dari dokumen digital tidak mudah terwakili dalam diagram alur dan mungkin sulit diikuti bagi siswa pemula informasi akuntansi.
-       Dalam sistem berbasis komputer, pemisahan tugas ini sering dicapai melalui teknik pemrograman komputer dan kontrol password yang tidak dapat diwakili secara visual padaflowchart.

III. SISTEM MANUAL
Tujuannya adalah untuk menyajikan konsep system dengan menggambarkan orang, unit organisasi, dokumen fisik dan file. Bagian ini akan membantu dalam memisahkan tugas dan verifikasi independen.
A. Proses Pesanan Penjualan
Dalam sistem manual, file dokumen dijaga karena dokumen tsb sangat penting untuk pengauditan. Setiap departemen yang telah menyelesaikan tugasnya, maka dokumen tugas tsb akan diserahkan sebagai bukti bahwa tugas telah selesai dikerjakan.
1. Proses penjualan dimulai dengan seorang pelanggan menghubungi departemen penjualan. Departemen penjualan kemudian menyiapkan rincian penjualan beserta empat salinan pesanan penjualan. Rincian tsb mengalami penundaan dalam persetujuan kredit.
2. Ketika kredit disetujui, staf departemen penjualan menandatangani file untuk menunjukkan persetujuan dan mengembalikannya ke staf penjualan
3. Petugas gudang menerima rincian dari pesanan penjualan dan menggunakannya untuk mencari persediaan barang dagang. Selanjutnya, karyawan gudang mencatat pengurangan persediaan dan mengirim produk ke departemen pengiriman
4. Staf pengiriman menerima produk dari gudang dengan salinan pemberitahuan pengiriman pesanan penjualan yang diterima sebelumnya. Petugas kemudian memasukan transaksi kedalam log pengiriman dan mengirimkan barang tsb ke pelanggan.
5. Pemberitahuan pengiriman adalah bukti bahwa produk tsb telah dikirim dan dapat memulai proses penagihan.
Departemen Piutang, Kontrol Persediaan, dan Buku Besar
Setelah menerima dokumen penjualan dari departemen penagihan, AR dan staf persediaan memperbarui buku besar pembantu masing-masing. Secara berkala mereka mempersiapkan jurnal dan ringkasan akun, yang mereka catatat dalam buku besar untuk rekonsiliasi dan posting ke rekening kontrol.
B. Prosedur Retur Penjualan
1. Proses penjualan kembali dimulai di departemen penerimaan barang, dimana staf menerima, menghitung, memeriksa kerusakan, dan mengirim produk kembali ke gudang. Petugas penerima mempersiapkan slip kembali, yang diteruskan ke departemen penjualan untuk diproses.
2. Setelah menerima slip kembali, petugas menyiapkan memo kredit.
3. Penagihan mencatat kembali penjualan. Semua departemen secara berkala mempersiapkan jurnal dan ringkasan akun, yang kemudian dikirim ke buku besar untuk rekonsiliasi
C. Prosedur Penerimaan Kas
1. Pembayaran piutang pelanggan, cek dikirim ke kasir di departemen penerimaan kas, dan remittance advice yang dikirim ke Departemen AR.
2. Kasi rmencatat dalam jurnal penerimaan kas dan segera mengirimkannya ke bank, disertai oleh dua salinan slip setoran. Staf menyiapkan jurnal dan mengirimkan
Ke departemen buku besar.
3. Departemen AR menggunakan remittance advice untuk mengurangi saldo rekening nasabah sesuai jumlah yang dibayarkan. Petugas AR mempersiapkan perubahan saldo rekening, yang dikirim ke buku besar.
4.  Petugas buku besar menerima informasi dan memposting ke rekening kontrol.

IV. SISTEM AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER
Kita bisa melihat inovasi teknologi di AIS sebagai kontinum dengan otomatisasi di satu ujung dan rekayasa ulang.Otomatisasi melibatkan menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sebuah tugas.Tujuan dari rekayasa ulang adalah untuk meningkatkan kinerja operasional dan mengurangi biaya.Pada bagian ini kami meninjau otomatisasi dan rekayasa ulang teknik diterapkan untuk kedua pemrosesan order penjualan dan penerimaan kas sistem. Kami juga meninjau fitur kunci dari point-of-sale (POS) sistem. Selanjutnya, kita memeriksa electronic data interchange (EDI) dan internet sebagai teknik alternatif untuk rekayasa ulang siklus pendapatan. Akhirnya, kita melihat beberapa masalah yang berkaitan dengan sistem akuntansi berbasis PC.
Pemrosesan batch menggunakan file yang terurutmenggambarkan otomatisasi pesanan penjualan yang meggunakan pemrosesan batch dengan memakai struktur file yang terurut.
Pemasukan Data (Keystroke) Proses dimulai dengan diterimanya sekumpulan surat jalan dari departemen pengiriman. Dokumen-dokumen tersebut merupakan salinan dari pesanan penjualan yang berisi informasi yang akurat tentang jumlah unit yang dikirimkan dan informasi tentang kurir.
Menjalankan Program Perbaikan (Edit Run) Pada pemrosesan batch, program perbaikan adalah yang pertama dijalankan.
Menjalankan Program Pengurutan (Sort Run) Menjalankan program pengurutan yang pertama dari sistem ini mengurutkan kembali pesanan penjualan berdasarkan kunci pencarian sekunder nomor rekening.
Prosedur Transaksi Pengolahan terdiri dari departemen pengolahan,departemen gudang,departemen pengiriman.
Rancangan Ulang Pemrosesan Pesanan Pelanggan dengan Teknologi Real-TimeProsedur penjualan. Pada pemrosesan secara real-time, petugas penjualan menerima order dari pelanggan dan memproses setiap transaksi pada saat itu juga menggunakan terminal computer yang terhubung untuk melakukan program inqury/edit.
Keuntungan real time pengolahan adalah ulang proses order penjualan untuk menyertakan teknologi real-time dapat secara signifikan mengurangi operasi biaya sambil meningkatkan pendapatan
Prosedur penerimaan kas otomatis adalah sistem batch yang alami. Tidak seperti transaksi penjualan, yang cenderung terjadi terus menerus sepanjang hari, penerimaan kas merupakan peristiwa diskrit.
A. Rekayasa Ulang Prosedur Penerimaan Kas
Tugas membuka amplop dan mencocokan dokumen  pembayaran dengan cek  dari pelanggan adalah pekerjaan yang melibatkan banyak pekerja, memakan biaya dan menciptakan risiko. Beberapa perusahaan telah menggunakan sistem rekayasa ulang prosedur penerimaan dokumen menggunakan peranti lunak validasi transaksi khusus yang menggunakan kecerdasan buatan yang mempunyai kemampuan untuk mengenali tulisan. Sistem akan bekerja dengan baik jika dokumen permintaan pembayaran dan cek pelanggan konsisten. Keuntungan dapat dicapai oleh organisasi dengan volume transaksi yang cukup banyak sehingga menguntungkan untuk melakukan investasi perangkat lunak dan keras.
B. Sistem Point Of Sale (Pos)
Sistem point of sale (POS) merupakan titik penjualan dimana transaksi dapat dikatakan selesai. Digunakan pada bisnis yang melakukan transaksi pertukaran barang langsung dengan uang.
C. Prosedur Harian
Pertama, petugas kasir memindai kode produk universal (UPC) label pada barang-barang yang dibeli denganscanner sinar laser. Ketika semua UPC dipindai, sistem secara otomatis menghitung pajak, diskon, dan total untuktransaksi itu. Penjualan tersebut juga direkam pada pita kertas dua bagian. Satu salinan diberikan kepada pelanggan sebagai tanda terima; itulainnya dijamin secara internal di dalam register dan petugas tidak dapat mengaksesnya. Supervisor membuka register dan mengambil pita internal. Pengawas dan petugas yang shiftnya telah berakhir mengambil kas laci ke ruang kas (treasury), di mana isi direkonsiliasi terhadap rekaman internal. Ketika isi kas laci sudah direkonsiliasi, petugas penerimaan kas mempersiapkan formulir rekonsiliasi kas dan memberikan satu salinan kepada petugas penjualan. Petugas mengarsipkan voucher kartu kredit danmengamankan uang tunai dengan didepositkan di Bank pada akhir hari.
D. Prosedur Hari Akhir Kerja
Pada akhir kerja staf penerimaan uang tunai menyiapkan 3lembar slip setoran untuk seluruh penerimaan uang tunai. 1 salinan diarsipkan dan 2 lainnya dibawa ke bank bersama dengan uang tunai.
E. Rekaya Ulang Menggunakan Edi
Teknologi EDI ini dirancang untuk mempercepat transaksi rutin antara produsen dan grosirdan antara grosir dan pengecer.
F. Rekayasa Ulang Menggunakan Internet
Tidak seperti EDI, yang merupakan pengaturan bisnis eksklusif antara mitra dagang, Internet menghubungkan sebuah organisasi dengan ribuan calon mitra bisnis dengan tidak memiliki perjanjian formal.
G. Pertimbangan Pengendalian Untuk Sistem Berbasis Komputer
Bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkinn akan diidentifikasi.
Ø  OTORISASI. Dalam sistem POS, proses otorisasi melibatkan memvalidasi tagihan kartu kredit dan menetapkan bahwapelanggan adalah pengguna kartu yang valid.
Ø  PEMISAHAN TUGAS. Tugas-tugas yang perlu dipisahkan di sistem manual sering dikonsolidasikan dalam program komputer.
Ø  SUPERVISI. Hanya supervisi yang memiliki akses ke tape, yang digunakan pada akhir shift untuk menyeimbangkan laci kas.
Ø  PENGENDALIAN AKSES.

V. SISTEM AKUNTANSI BERBASIS PC
Berbagai Isu Pengendalian Pc
-            PEMISAHAN TUGAS : Kurangnya pemisahaan tugas yang memadai
-            PENGENDALIAN AKSES : Sistem operasi PC yang tidak secanggih mainframe, sehingga sulit untuk membatasi akses ke data
-            CATATAN AKUNTANSI : Kegagalan komputer dan tidak memadainya prosedur pembuatan cadangan data yang sangat bergantung pada intervensi manusia, sehingga mengancam keamanan catatan akuntansi.

Analisis 10 E-Commerce

KELOMPOK 17 Fika Rizkya N.A.         (C1C015013) Agustina K. Sujarwo   (C1C015062) Shidqi Kurnia              (C1C015066) ...